SIAPKAH KOPERASI
MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
Di zaman
moderenisasi seperti ini, hampir semuanya dikaitkan dengan
teknologi yang canggih. Setiap saat nya selalu ada inovasi baru dari sebuah
rancangan teknologi . yang mana bila kita tidak bisa mengikuti kecanggihan
teknologi baru ini maka kita akan tertinggal jauh. Di era globalisasi
seperti ini semuanya melakukakan evolusi , bermetamorfosis , dan
bagaimanakah dengan koperasi ? koperasi semakin lambat laun tampaknya tidak
menunjukan adanya perubahan inovasi baru , jika koperasi tidak mampu bersaing
diera globalisasi ini maka lambat laun koperasi akan punah , seperti binatang
purba zaman dahulu .
Perjalanan
koperasi untuk mendukung perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di
Indonesia telah melewati proses panjang. Setelah koperasi diterima sebagai
satuan ekonomi yang mendasar dalam mengembangkan ekonomi pribumi pasca
proklamasi, maka hampir semua desa diarahkan untuk membentuk koperasi
primer. Namun demikian sejumlah masalah yang dihadapi koperasi membuatnya belum
bisa menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Selain kebijakan ekonomi di masa
lalu yang belum berpihak pada koperasi dan UKM persoalan lainnya yang dihadapi
adalah kekurangan modal, manajemen lemah, kesulitan menjangkau pasaran dan
tentu saja kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang mengurus
koperasi. Lemahnya kelembagaan ini juga terjadi pada koperasi karena
rendahnya pemahaman perkoperasian oleh para pengelola, pengurus maupun anggota.
Partisipasi anggota dalam usaha dan pengelolaan koperasi cukup memprihatinkan.
Hal ini bisa dilihat dan rendahnya pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) oleh
koperasi aktif. Rapat ini semestinya berfungsi sebagai evaluasi manajerial dan
sekaligus membentuk rencana pengembangan bagi koperasi.
Arah pengembangankoperasi kedepan semestinya tidak hanya berorientasi
pada bertambah jumlahnya melainkan peningkatan efisiensi peran.
Penambahan jumlah tanpa peningkatan efisiensi tentu tidak akan membawa pengaruh
signifikan bagi peningkatankesejahteraan rakyat.
Ini adalah tantangan
besar koperasi yang harus disikapi dengan serius dan usaha keras. Kita perlu
menyambut baik keinginan Kementrian Koperasi dan UKM yang mencanangkan
koperasi dan UKM sebagai pilar ekonomi rakyat. Mengacu pada Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara, bahwa Kementerian Koperasi dan UKM bertugas menangani
urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi
program pemerintah bidang pemberdayaan koperasi dan UKM. Tugas Kementerian
Koperasi dan UKM adalah merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan serta pengendalian pemberdayaan koperasi dan UKM di
Indonesia.
Wujud
keseriusan ini nampak pada Rencana Strategis 2010-2014 yaitu meningkatkan
Koperasi berkualitas (10%) dan tumbuhnya (5%) jumlah koperasi aktif secara
nasional. Upaya lain adalah menumbuhkan iklim usaha yang kondusif bagi
pengembangan usaha koperasi dan UKM pada berbagai tingkatan
pemerintahan,meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi
dan UKM di pasar dalam dan luar negeri, dan mengembangkan sinergi dan
peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemberdayaan koperasi dan
UKM. Ini menunjukkan keseriusan untuk menjadikan koperasi sebagai tulang punggung
penggerak ekonomi rakyat.
Hal
lain yang tidak kalah penting dalam upaya revitalisasi peran koperasi adalah
terobosan dalam kebijakan kredit usaha. Bantuan modal untuk UKM yang selama ini
disalurkan oleh bank agar bisa dikelola oleh koperasi. Ini bertujuan agar
kebutuhan permodalan bagi UKM dapat segera terpenuhi. Salah satu keluhan yang
selama ini sering muncul dari pengusaha kecil adalah sulitnya prosedur yang
ditetapkan oleh bank bagi UKM sehingga timbul keengganan untuk mengajukan
bantuan modal. Dana masyarakat yang terkumpul di bank sudah mencapai Rp
2.100 trilliun. Sesuai dengan ketentuan perbankan, 80% dari dana masyarakat itu
seharusnya dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau Loan Deposit
Ratio (LDR). Untuk mempermudah dan memperpendek prosedur peminjaman,
keterlibatan koperasi sangat diperlukan sebagai mitra perbankan.
Penyederhanaan
tersebut diharapkan dapat memicu semangat masyarakat untuk membuka usaha
sendiri tanpa bergantung pada lapangan kerja yang disediakan pemerintah. Dengan
jaringan yang luas dan menjangkau sampai ke pelosok pedesaan koperasi adalah
saluran distribusi yang bisa diandalkan bagi penyaluran kredit usaha. Selain menyalurkan
bantuan permodalan, koperasi juga harus secara aktif melakukan pembinaan
terhadap masyarakat dan UKM agar mereka membenahi kelemahan manajemen yang
selama ini ada. Jika semakin banyak usaha kecil dan menengah yang tumbuh di
tengah masyarakat maka ini berarti ekonomi rakyat telah mulai bangkit.
Namun
perlu disadari, bahwa kondisi tersebut hanya bisa dicapai jika koperasi secara
serius melakukan pembenahan intern dengan meningkatkan
profesionalisme kerja sehingga ketika diberi kesempatan untuk membina dan
mengembangkan UKM mereka bisa melakukan dengan baik. Selain itu segenap
anggota harus memegang teguh “rasa memilki” terhadap perjuangan koperasi karena
hal ini merupakan faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada
berbagai kondisi sulit. Dengan mengandalkan “rasa memiliki” yang berimbas pada
loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk berjuang bersama menghadapi
berbagai kesulitan, akan membuat koperasi mampu mengatasi berbagai tantangan
yang dihadapi. Hal tersebut menjadi faktor pembeda koperasi dengan lembaga
usaha lain dimana dalam koperasi terdapat nilai-nilai dan prinsip yang tidak
terdapat atau tidak dikembangkan secara sadar dalam organisasi lain.
Faktor
lain yang akhir-akhir ini memperburuk citra koperasi adalah rendahnya
kredibilitas. Banyak koperasi yang dijadikan kedok untuk aksi penipuan dan
usaha lain seperti rentenir sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Kasus
koperasi Langit biru yang menipu hampir 120 ribu nasabahnya, menurunkan
kredibilitas lembaga koperasi. Kondisi tersebut terjadi ketika tingkat
kepercayaan masyarakat kepada koperasi semakin tinggi sehingga mengundang
orang-orang yang berniat jahat untuk melakukan tindakan penipuan.
Beragam
persoalan yang bisa menghambat perkembangan koperasi tersebut harus diatasi
agar koperasi mampu memainkan perannya. Oleh sebab itu pemahaman atas
nilai-nilaI koperasi berupa keterbukaan, demokrasi, partisipasi, kemandirian,
kerjasama, pendidikan, dan kepedulian pada masyarakat harus menjadi pilar utama
dalam perkembangan suatu koperasi. Kerja keras dari insan perkoperasian
bagi berkembangnya ekonomi kerakyatan adalah prestasi yang sangat ditunggu oleh
bangsa ini agar keinginan untuk mandiri dan berdaya di bidang ekonomi dapat
tercapai.
Dalam kenyataan
sebenarnya balik lagi apakah koperasi mampu atau tidak menghadapi era
globalisasi ini ? jawaban nya adalah balik lagi kepada para pengurus koperasi
yang harus mampu mengenalkan koperasi dengan baik kepada masyarakat . karena
jika kita lihat contohh kecilnya saja , mengapa masyarakat lebih memilih
minimarket sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sehari-harinya ? karena mini
market senantiasa melakukan iklan atau senantiasa mengadakan komunikasi yang
baik dengan masyarakat, pada even-even tertentu mengadakan diskon dari sebagian
produk nya , dan juga pembuatan brosur setiap akhir pekannya selalu diberikan
kepada masyarakat , agar masyarakat tahu produk-produk baru maupun jika ada
perubahan harga .
Seharusnya begitu
juga dengan koperasi melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat adalah
salah satu cara agar koperasi mampu mengahadapi tantangan di era globalisasi
ini. Bagaimana dengan cara yang lain nya ? sama saja ikuti saja teknologi
yang baru-baru ini , namun apapun bentuk promosi nya tetap saja ini intinya
untuk menjalin komunikasi yang dengan masyarakat . agar masyarakat still hang
on with koperasi ini .
Selain komunikasi
yang baik , juga sistem pengelolaan kantornya . gunakan juga tenaga pembukuan
agar pemasukan dan pengeluaran bisa dirinci dengan jelas. Selain itu jika
bisa gunakan juga software koperasi agar kita benar-benar bisa mengikuti
perubahan inovasi teknologi y ang ada .
Berikan cover yang
baik dari koperasi yang akan dikelola , dan juga masyarakat biasanya memang
mudah mengenal suatu logo dengan menggunakan logo yang unik , karena sudah
ketentuan koperasi logo nya seperti itu, maka percantiklah ukuran dan
perjelaslah warnanya. Kalau misalkan kita berbelanja dikoperasi, boleh
juga joperasi mencetak plastik belanja yang berlambang koperasi ini juga salah
satu daya tarik warga untuk membeli, atau melakukan transaksi dikoperasi ini.
NAMA : ANGGITA PRIHARTINI
NPM : 20211901
KELAS : 2EB08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar